PADANG
Puluhan mahasiswa dari kelompok Cipayung Padang mandatangi kantor
DPRD Sumatera Barat menyampaikan tuntutan penolakan kenaikan Bahan
Bakar Minyak (BBM), Selasa (20/03/2012)."Mohon anggota dewan bersedia
mendengar tuntutan kami, kami ke sini membawa aspirasi masyarakat dan
menolak
kenaikan BBM, tanda tangan yang terkumpul ini adalah bukti
rakyat menolak," teriak salah seorang pendemo. Tuntutan tersebut
merupakan kelanjutan dari aksi penggalangan seribu tanda tangan
penolakan kenaikan BBM di Pasar Raya Padang pada Sabtu (17/03/2012).

Mahasiswa membawa kain yang telah dibubuhi tanda tangan masyarakat
pasar. Selama orasi mahasiswa mendapat pengawalan ketat aparat
kepolisian. Namun sejak dimulai pukul 10.00 WIB sampai jelang zuhur, tak
satu pun anggota dewan menemui mereka. Mahasiswa pun saling dorong
dengan aparat karena tak sabar lebih dua jam menunggu di halaman gedung
DPRD Sumbar.
Sekitar pukul 14.00 WIB Wakil Ketua DPRD Trianda Farhan
muncul menemui mahasiswa. Enam anggota dewan lainnya juga ikut
mendengarkan tuntutan mahasiswa, Irdinansyah Tarmizi, Zailis Usman, Siti
Izzati Azis, M Tauhid, M Nurnas, dan Abel Tasman.

Di hadapan anggota
dewan, mahasiswa meminta pemerintah bersikap tegas menguasai sumber daya
mineral, minyak, dan gas sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
33. "Ini tidak ada tawar-menawar, pemerintah wajib menyediakan hal-hal
yang menguasai hajat hidup orang banyak, mulai dari ketersediaan BBM,
harga, dan distribusi," ujar Ninik Rahayu, juru bicara Cipayung.
Mahasiswa juga menilai upaya pemerintah pusat menyelamatkan anggaran
negara dengan mencabut subsidi bukanlah sebuah solusi. Mahasiswa dalam
tuntutannya justru meminta pemerintah menekan biaya-biaya rutin yang
tidak menyentuh kesejahteraan rakyat. "Kalau perlu subsidi untuk
rakyat harus ditambah untuk mencapai kesejahteraan rakyat," ujar juru
bicara. Usai membaca tuntutan, mahasiswa mendesak anggota dewan
menandatangani pernyataan sikap penolakan kenaikan BBM. Trianda Farhan
mengatakan aspirasi yang disampaikan akan menjadi bahan bagi DPRD dan
Pemerintah Provinsi untuk menindaklanjuti lebih jauh sebagai antisipasi
jika rencana kenaikan BBM betul-betul disahkan. "Tentu ada proses,
seandainya kenaikan BBM jadi dan memberi dampak serius terhadap
perekonomian Sumbar, kita bersama gubernur akan sesuaikan kebijakan
anggaran dalam APBD Perubahan pada Agustus atau September nanti,"
ujarnya. (Joni Aswira)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar